Entri Populer

Kamis, 25 Agustus 2011

Mau cepat sukses di dunia network?

silahkan buka alamat ini,:
http://www.dbest-team.com/utama.php
disini ada bisnis online 100% gratis,,,,,SAlam LAtansaTAni........YEzzzzzzsss


selamat mencoba,,orang yang jauh dari kesuksesan bagi mereka yang tidak berani "Mencoba".

Selasa, 23 Agustus 2011

PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG

Bagaimana Sekolah Lapangan Dilaksanakan?
A.  Tahap Persiapan Sekolah Lapangan
Kegiatan persiapan meliputi pemilihan desa lokasi kegiatan, penentuan kelompok tani, dan pertemuan tingkat kelompok tani.  Pemilihan desa lokasi kegiatan adalah untuk menentukan desa yang tepat untuk pelaksanaan sekolah lapangan.  Adapun penentuan kelompok tani untuk menentukan kelompok tani yang akan melaksanakan kegiatan sekolah lapangan.
Sedangkan pertemuan tingkat kelompok tani merupakan upaya untuk memperoleh sejumlah 25 orang calon peserta aktif dan kesepakatan tentang waktu dimulainya pelaksanaan, hari kegiatan, lokasi lahan belajar, tempat belajar, materi pelajaran, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Sekolah Petani Pertanian Ekologis.

B.  Tahap Pelaksanaan Sekolah Lapangan
Pada tahap ini adalah merupakan proses belajar peserta yang berlangsung secara periodik  (mingguan) sesuai dengan situasi dan kondisi lahan, selama satu musim tanam penuh (14 kali pertemuan).  Guna penjagaan mutu proses maka kegiatan sekolah lapangan dilaksanakan pada pagi hari, minimal selama 6 jam efektif.  Berikut adalah pedoman umum jadwal setiap pertemuan:

Waktu/Jam *
Kegiatan
07.00 - 07.15
15’
Kesepakatan hasil yang ingin dicapai hari itu
07.15 - 08.00
45’
Kerja lapangan dan pengamatan agro-ekosistem
08.00 - 09.00
60’
Menggambar keadaan agro-ekosistem
09.00 - 10.00
60’
Diskusi kelompok kecil (proses analisis)
10.00 - 10.30
30’
Diskusi pleno (Presentasi/pemaparan kesimpulan dan keputusan tiap kelompok kecil)
10.30 - 10.45
45’
Istirahat (Snack)
10.45 - 11.15
30’
Dinamika Kelompok
11.15 - 11.45
45’
Topik Khusus
11.45 - 12.00
15’
Evaluasi pencapaian hasil hari itu
* Waktu dapat disesuaikan dengan kesepakatan peserta

1.    Kerja lapangan dan pengamatan agro-ekosistem. Sebelum pengamatan agroekosistem, tiap kelompok kecil melakukan kerja lapangan pada petak studi masing- masing, misalnya melakukan sanitasi, pengaturan air, penyiangan, dan sebagainya.
Pada saat pengamatan agro-ekosistem, tiap kelompok kecil mengamati petak yang telah ditentukan.  Ada 3 jenis petak masing-masing seluas minimal 500-1000 meter persegi yang harus diamati, yaitu: petak perlakuan lokal yaitu perlakuan kebiasaan petani setempat;  petak perlakuan perbaikan (petak ‘mikir’ atau petak sekolah lapangan); dan petak studi sebagai lahan untuk melakukan percobaan-percobaan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Agar tiap kelompok kecil memahami perkembangan agro-ekosistem, maka mereka melakukan pengamatan di kedua perlakuan, yaitu petak perlakukan lokal dan petak perbaikan (petak ‘mikir’).  Sedangkan pengamatan di petak studi dilakukan sesuai dengan topik yang sedang diteliti.  Adapun pengaturan pengamatannya dapat dilaksanakan sebagai berikut:

Kelompok kecil
Petak Perbaikan (Petak ‘Mikir’)
Petak Lokal
Petak Studi
I
***
***
***
II
***
***
***
III
***
***
***
IV
***
***
***
V
***
***
***

Dengan demikian tiap kelompok kecil (5 orang) mengamati ketiga petak lahan praktek.  Dalam diskusi kelompok kecil yang dibandingkan adalah hasil pengamatan petak ‘mikir’ dan petak perlakukan petani.  Sedangkan petak studi didiskusikan perkembangan hasilnya.
Unsur-unsur yang diamati meliputi: keadaan tanaman, serangga hama, serangga musuh alami, serangga air, serangga terbang, gejala kerusakan, keadaan tanah, keadaan air, keadaan cuaca, keadaan gulma, dan keadaan pertanaman sekitar yang dapat mempengaruhi kondisi agro-ekosistem lahan belajar.  Contoh tanaman rusak, serangga hama dan musuh alami yang belum diketahui oleh petani dibawa ke tempat diskusi.
2.    Menggambar agro-ekosistem. Gambar agroekosistem merupakan gambaran pertanaman, hama, musuh alami, dan organisme lain, kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan dan perlakuan petani yang pernah dilakukan sebelumnya.  Tiap kelompok kecil membuat dua gambar keadaan agro-ekosistem dalam satu kertas, yakni perlakuan petani dan perlakuan ‘mikir’.  Pada gambar tersebut harus sudah jelas perbedaan-perbedaan dari kedua petak lahan belajar.  Penggambaran meliputi:
-      Gambar tanaman lengkap (dengan rata-rata jumlah batang/rumpun), diperjelas dengan menggunakan warna yang mendekati keadaan sebenarnya termasuk adanya kelainan-kelainan warna tanaman.
-      Gambar serangga hama dan populasinya di sebelah kiri tanaman, dituliskan nama jenis dan jumlah serangga tersebut.
-      Gambar musuh alami dengan populasinya di sebelah kanan tanaman, dituliskan nama jenis dan jumlah musuh alaminya tersebut.
-      Gambar gejala serangan penyakit, kekurangan unsur hara.
-      Gambar keadaan kelembaban tanah, cuaca: misalnya bila terang gambarlah matahari, bila berawan gambarlah matahari sebagian tertutup awan, bila mendung gambarlah awan saja (di samping kanan atas), dan keadaan gulma.
-      Gambar perlakuan lokal yang pernah dilakukannya (pemupukan, penyemprotan, penyiangan).
3.    Diskusi kelompok kecil. Dimaksudkan untuk mengkaji agro-ekosistem secara sistematis dan mendalam sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dari kondisi agro-ekosistem pada saat itu sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pengelolaan agro-ekosistem berikutnya.  Dalam diskusi kelompok kecil dapat dilakukan analisis perbandingan antara petak perlakukan lokal dan perlakuan perbaikan (petak ‘mikir’).
Untuk menjaga mutu, maka diskusi kelompok kecil membutuhkan waktu khusus, terpisah dengan proses penggambaran.  Dalam setiap kelompok kecil salah seorang anggotanya berperan sebagai penanya (bergilir setiap minggu) dengan menggunakan gambar agro-ekosistem yang telah dibuat bersama.  Anggota yang lain menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh penanya.  Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan fase tanaman pada saat itu.  Secara umum diskusi kelompok kecil mencakup hal-hal sebagai berikut:
-      APA:  Apa yang ditemukan dalam pengamatan, baik berupa jenis dan jumlah serangga hama, musuh alami, organisme lain, kerusakan atau kelainan pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.
-      DIMANA:  Dimana tempat ditemukan, atau di bagian mana saja hal-hal yang telah ditemukan dalam pengamatan tadi.
-      MENGAPA:  Mengapa ada aktivitas serangga hama, musuh alami, organisme lain saat ditemukan, mengapa jumlahnya sebanyak itu, mengapa kerusakan atau kelainan pertumbuhan tanaman itu terjadi, mengapa terdapat di bagian tanaman tertentu, dan lain-lain.
-      BAGAIMANA:  Bagaimana hubungan hama, musuh alami dan tanaman saat pengamatan, apa peran organisme lain, bagaimana cara pelaksanaan pengambilan keputusan, serta bagaimana prospeknya pada waktu mendatang.
4.    Diskusi pleno. Diskusi pleno merupakan tahapan kegiatan yang terpisah dengan diskusi kelompok kecil.  Dilakukan dalam gabungan kelompok kecil.  Dalam diskusi pleno ini setiap wakil dari kelompok kecil mengutarakan secara singkat hasil pengamatannya, kesimpulannya, dan keputusan kelompok kecilnya.  Jika ada perbedaan kesimpulan dan keputusan antara kelompok-kelompok kecil, perlu didiskusikan bersama sehingga semua kelompok kecil memperoleh pemahaman dari perbedaan tersebut.  Selanjutnya masing-masing kelompok kecil menindaklanjuti keputusannya.  Setelah diskusi pleno, gambar disimpan sebagai bahan untuk melihat perkembangan pertemuan  berikutnya.
5.    Topik khusus. Topik khusus yang dipelajari dalam setiap pertemuan dipilih berdasarkan permasalahan pokok setempat yang dihadapi oleh petani saat itu.  Apabila pada waktu pertemuan tidak menghadapi masalah, maka diberikan topik khusus yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
Untuk mendukung pemahaman peserta, maka pada setiap proses topik khusus perlu kejelasan judul, kejelasan tujuan dan kejelasan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta.  Topik khusus dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan petani.
6.    Dinamika kelompok, Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kekompakan dan kegairahan peserta dalam belajar (suasana dinamis).  Materi dinamika kelompok dipilih sesuai dengan kondisi kelompok pada saat itu.
7.    Studi khusus. Agar peserta sekolah lapangan memahami konsep, prinsip, dan teknologi pertanian organik dan penganekaragaman tanaman padi secara benar, maka perlu diberikan materi penunjang berupa studi khusus yang sifatnya: praktis, sederhana (dilakukan beberapa rumpun), mudah dilaksanakan, waktu yang relatif singkat, dan dapat cepat menjawab permasalahan petani saat itu.  Studi khusus dapat dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh petani setempat
8.    Praktek petani dalam penerapan di lahan usaha taninya. Setelah selesai proses belajar, peserta diharapkan dapat langsung mempraktekkan pengetahuan dan keterampilannya pada lahan usaha taninya.

C.  Tahap Penyebaran Gagasan dan Promosi
Pada akhir kegiatan sekolah lapangan, peserta menyelenggarakan kegiatan hari temu lapangan (field day) selama sehari.  Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyebarkan hasil-hasil belajar peserta sekolah lapangan kepada petani-petani lain di desanya dan para pihak lain seperti dari pemerintahan desa, kecamatan, atau kabupaten.  Agenda utamanya adalah penyampaian hasil-hasil belajar dan pengalaman, diskusi, pameran hasil belajar, dan acara lain yang dapat mendukung forum ini seperti acara kesenian, perlombaan, dan sebagainya.
Proses Belajar melalui Pengalaman
Proses belajar dalam sekolah lapangan mengikuti daur belajar melalui pengalaman, yaitu: melakukan (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan, dan menerapkan (kembali melakukan).  Dengan proses ini tidak ada orang yang mengajar orang lain.  Setiap peserta adalah sekaligus murid dan guru.  Bagi orang dewasa, proses ini paling tepat karena dia belajar dari dirinya sendiri.  Pemandu Lapangan (petani pemandu) hanya membantu agar proses tersebut berjalan dengan baik.


 


Prinsip-Prinsip Pendidikan dalam Sekolah Lapangan
Agar tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas dapat tercapai, maka sekolah lapangan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang memanusiawikan warga belajarnya.  Untuk ini, pendidikan haruslah berkenaan dengan semua hal yang penting bagi orang yang bersangkutan, tidak hanya sekedar "ketrampilan".  Pada setiap orang terdapat tiga bidang yang penting, yaitu:
1.    Bidang Teknik: Ketrampilan dan Pengetahuan. Dalam sekolah lapangan, peserta belajar ketrampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjadi seorang manajer atas lahannya sendiri, seperti: melakukan pengamatan, menghitung populasi hama dan musuh alami, dan sebagainya.
2.    Bidang Hubungan antara Sesama: Interaksi, Komunikasi, dan sebagainya. Dalam sekolah lapangan, peserta melakukan kerjasama, diskusi, menganalisis masalah bersama-sama, dan berkomunikasi.
3.    Bidang Pengelolaan: Menjadi Manajer atas Lahannya Sendiri. Dalam sekolah lapangan, peserta menganalisis masalah dan membuat keputusan tentang tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Dalam kegiatan belajar, apabila seseorang dihargai harkat kemanusiaannya, dia akan lebih tertarik dengan proses belajarnya, akan lebih terdorong kemauan belajarnya, dan akan menerapkan hasil belajarnya dengan baik.  Dia akan mandiri.  Hal ini tidak hanya disebabkan oleh karena meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, tetapi juga karena meningkatnya kepercayaan dirinya.

SEKOLAH LAPANG

Sekolah Lapangan PDF Cetak Surel
Istilah “Sekolah Lapangan” pertama kali digunakan dalam Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai sebuah pendekatan yang saat itu terkenal disebut dengan “SLPHT”.  Pendekatan Sekolah Lapangan ini diciptakan dan dikembangkan mulai tahun 1989 oleh petugas Departemen Pertanian yang dilatih menjadi Pemandu Lapangan bekerjasama dengan Tim Bantuan Teknis-FAO[1], dalam rangka Program Nasional PHT.
Sosok Sekolah Lapangan merupakan sebuah “sekolah tanpa dinding”, sehingga ruang kelas sekaligus perpustakaannya, adalah lahan sawah itu sendiri.  Peserta Sekolah Lapangan berkumpul satu kali seminggu selama satu musim (12-14 minggu) untuk mengikuti dan menganalisa perkembangan tanaman mereka, fase demi fase.  Sekaligus mereka mendalami berbagai prinsip yang terkait dengan perkembangan tanaman seperti dinamika populasi serangga, fisiologi  dan kompensasi tanaman, pemeliharaan kesuburan tanah, pengaruh air dan cuaca, pemilihan varietas, dan lain-lain, melalui eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan sendiri.  Selain kegiatan pokok, serangkaian kegiatan (topik khusus) dilakukan sesuai dengan masalah-masalah khusus yang dihadapi di setiap tempat.  Yang selalu nampak pada Sekolah Lapangan adalah peran aktif petani sebagai pelaku, peneliti, pemandu, dan manajer lahan yang ahli.  Materi “pengembangan manusia” tidak kalah penting dengan ilmu pertanian dalam penyelenggaraan Sekolah Lapangan, sebagaimana tercermin dalam kegiatan perencanaan, dinamika kelompok dan sebagainya.
Lahirnya pola pendekatan Sekolah Lapangan didasari oleh dua tantangan pokok yang saling terkait, yaitu keanekaragaman ekologi lokal dan peranan petani yang harus menjadi “ahli” di lahannya sendiri.  Dari awal Sekolah Lapangan bukan sekedar metodologi baru, melainkan kembali ke arti “sekolah” yang sebenarnya sebagai suatu tempat bagi peserta secara aktif menguasai dan mempraktekkan proses penciptaan ilmu pengetahuan.  Proses belajar dalam Sekolah Lapangan erat kaitannya dengan pandangan terhadap sifat dasar manusia sebagai mahluk hidup yang aktif dan kreatif yang senantiasa 'haus' akan pengertian tentang arti dan maksud hidup.
Pola Sekolah Lapangan dirancang sedemikan rupa sehingga kesempatan belajar petani terbuka selebar-lebarnya agar para petani berinteraksi dengan realita mereka secara langsung, serta menemukan sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, pola pendidikan Sekolah Lapangan bukan sekedar “belajar dari pengalaman”, melainkan suatu proses sehingga peserta didik yang kesemuanya adalah orang dewasa, dapat menguasai suatu proses “penemuan ilmu” yang dinamis dan dapat diterapkan dalam manajemen lahan pertaniannya maupun dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini penting, karena jaman ini sarat dengan unsur perubahan.  Diharapkan agar proses Sekolah Lapangan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan.

Adapun ciri-ciri Sekolah Lapangan secara umum, adalah sebagai berikut:
1.    Sawah sebagai Sarana Belajar Utama Sekolah Lapangan. Ketrampilan budidaya pertanian ekologis-organik dan penganekaragaman tanaman padi adalah ketrampilan terapan.  Oleh karena itu hampir 80% dari waktu keseluruhan digunakan langsung di sawah, bukan di kelas.
2.    Cara Belajar Lewat Pengalaman. Setiap kegiatan dimulai dengan penghayatan atau pengamatan langsung, kemudian pengungkapan pengalaman, pengkajian hasil, dan penyimpulan hasil.  Siklus belajar ini diusahakan dalam setiap kegiatan sekolah lapangan.
3.    Pengkajian Agro-ekosistem. Sekolah lapangan terpola dalam siklus mingguan dimana setiap unsur agro-ekosistem dikaji secara sistematis dan mendalam.  Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa, perubahan keadaan agro-ekosistem sawah cukup berbeda antara minggu yang satu dengan minggu lainnya.  Tiap akhir minggu keadaan agro-ekosistem disusun secara utuh untuk pengkajian dan pengambilan keputusan manajemen lahan minggu berikutnya.  Siklus ini menyerupai prinsip pantauan mingguan yang akan diterapkan di tingkat petani dan membiasakan peserta latihan untuk terus mengikuti perkembangan sawahnya selama satu musim, dari persiapan lahan sampai pasca panen.
4.    Metoda serta Bahan yang Praktis dan Tepat Guna. Setiap kegiatan sekolah lapangan, beserta bahan penunjangnya, dirancang sedemikian rupa agar dapat diterapkan langsung oleh para petani di desa.  Dengan demikian ketrampilan dan pengalaman yang diperoleh peserta akan menjadi bekal yang terkuasai, yang mudah dialihkan ke dalam tugas sehari-hari di tingkat desa.
5.    Kurikulum Berdasarkan Ketrampilan yang Dibutuhkan. Kurikulum dirancang atas dasar analisis ketrampilan lapangan yang perlu dimiliki oleh seorang petani untuk menjadi ahli dalam pertanian ekolgis-organik dan penganekaragaman tanaman padi, agar ia sungguh-sungguh paham dan mampu menerapkannya di lahannya sendiri, serta meneruskannya kepada para petani lainnya.  Selain ketrampilan dan pengetahuan teknis pertanian, peserta memperoleh pula kecakapan dalam perencanaan kegiatan, kerjasama, dinamika kelompok, pengembangan bahan belajar, serta komunikasi, agar ia dapat menjadi fasilitator yang mampu merangsang dan membantu kelompok-kelompok tani secara efektif.( LATANSA TANI YESSS,,,,,,)

Bisnis Petani Harus dimulai dari Kemampuan Petani Menyediakan Benih Sendiri

SALAM LATANSA TANI....CEN OYEI,,,,
Bisnis Petani Harus dimulai dari Kemampuan Petani Menyediakan Benih Sendiri PDF Cetak Surel

“… bisnis petani harus dimulai dari kemampuan petani-petani dalam menyediakan benihnya sendiri…”
( Pak Hari Suparji, Petani Pemandu Sekolah Lapangan Bisnis Petani) Malam hari, Selasa, 22 Juni 2011, anggota kelompok tani Sekolah Lapangan Binis Petani kembali berkumpul, setelah siang harinya menyelanggarakan Hari Temu Lapangan di Desa Sumberagung. Malam itu mereka berkumpul untuk acara pembubaran panitia Hari Temu Lapangan.
Masih dengan wajah yang kelihatan letih, mereka melaporkan hasil kegiatan siang harinya dan melaporkan pemakaian anggarannya. Selain itu, mereka juga membicarakan pelaksanaan Sekolah Lapangan Kedelai Hitam di Kabupaten Nganjuk   Petani melakukan riset di pasar lokal …yang kemungkinan besar -- saat itu -- akan mengalami dengan kurangnya persediaan benih kedelai hitam.

Menurut pendapat Pak Hari Suparji, sebenarnya problem kekurangan benih itu tidak perlu terjadi, apabila penyediaan benih kedelai hitam tidak bergantung dari bantuan pinjaman koperasi. Petani sebenarnya mampu untuk membuat dan menyeleksi sendiri benih kedelai hitam yang akan ditanamnya. Toh, selama ini benih yang mereka pakai dalam program kemitraan dengan PT Unilever ini juga diambilkan dari petani. Malah kadang-kadang diambilkan dari kabupaten lain. Pendapat Pak Hari tadi didukung oleh Pak Samsuri, bendahara kelompok, yang juga sesepuh kelompok.
Pendapat berbeda dilontarkan oleh Pak Hartono, yang juga petani pemandu Sekolah Lapangan Bisnis Petani bahwa, kalau petani menyediakan benih kedelai hitam sendiri, dikhawatirkan nanti mereka akan bebas menjual ke pasar. Bukan ke PT Unilever. Sementara para petani sudah berkomitmen untuk menjualnya ke perusahaan tersebut.
Dua pendapat berbeda tersebut memiliki alasan kuat. Di satu sisi kebutuhan PT Unilever akan kedelai hitam melalui program kemitraan ini mencapai 1.300 ton. Sehingga diperlukan lebih banyak benih lagi, sementara petani-petani mulai tertarik untuk turut serta menanam pun mulai bertambah banyak. Pada sisi lain, pengalaman sebelumnya menunjukkan adanya ’gangguan’ dari pihak luar terkait iming-iming harga kedelai hitam yang lebih tinggi dari yang ditetapkan pihak PT Unilever dalam program kemitraan ini. Segelintir petani pun kemudian lebih memilih menjual di pasar bebas lewat tengkulak. Kasus petani terbujuk oleh harga lebih tinggi yang ditetapkan tengkulak terjadi di lokasi-lokasi dimana program kemitraan ini terjadi.
Harga kedelai hitam di pasaran memang sering lebih tinggi daripada kedelai kuning karena jumlahnya tidak sebanyak kedelai kuning. Sehingga tidak ada patokan khusus harga kedelai hitam. Pasarnya pun relatif sempit. Satu-satunya konsumen terbesar saat ini adalah PT Unilever. Namun menurut pihak petani, harga patokan kedelai hitam sering berada di bawah atau sama dengan harga kedelai kuning. Memang, dalam kemitraan ini petani mendapat bantuan pinjaman benih unggul varietas Malika yang dikembangkan oleh UGM.
Dalam program kemitraan ini, melalui CSR-nya, pihak Unilever mengembangkan Sekolah Lapangan bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan budidaya kedelai hitam. Tujuannya agar petani mampu menghasilkan kedelai hitam dengan kualitas dan kuantitas yang bagus sesuai standar yang ditetapkannya. Hasil nyata dari Sekolah Lapangan ternyata tidak hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam berbudidaya kedelai hitam, melainkan juga munculnya pola pikir dan daya kritis petani. Mereka menjadi berani  mengemukakan pendapat.
Menurut ketua koperasi di Kabupaten Nganjuk, yaitu Pak Lulus, bahwa petani yang telah mengikuti sekolah lapangan menjadi lebih kritis dan berani mengemukakan pendapat. Ini membuat pihaknya (koperasi) menjadi lebih enak dan ringan dalam menjalin hubungan kerjasama dengan petani. Segala hal yang berhubungan dengan kemitraan ini bisa dibicarakan dengan terbuka. Pendapat ini secara terbuka disampaikan Pak Lulus dalam diskusi antara petani dan parapihak di forum hari temu lapangan.
Pendapat lain yang perlu digarisbawahi adalah pendapat dari pihak Deperindag Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk yang secara tegas menyatakan bahwa agar kemitraan ini dapat terus berkelanjutan, program kemitraan yang dikembangkan oleh PT Unilever tidak boleh sampai merugikan petani. Pihak Deperindag pun berkomitmen memfasilitasi pengembangan hasil-hasil yang telah muncul dari petani.
Agar kemitraan ini dapat berkelanjutan diperlukan inovasi, kreativitas, dan terobosan baru dari semua pihak yang terlibat dalam program kemitraan ini. Petani adalah mitra penting dalam program ini. Mereka adalah pelaku utama. Sekolah Lapangan Bisnis Petani bagi kelompok alumni Sekolah Lapangan Kedelai Hitam adalah salah satu pintu masuk untuk mengubah budaya agraris petani ke arah budaya bisnis petani. Dengan memahami apa itu ”bisnis petani”, petani sebagai pelaku utama dalam kemitraan ini diharapkan mampu mendorong berkembangnya kualitas kemitraan ini dan berdiri sejajar, dengan tetap terpenuhi hak-haknya sebaga

Sabtu, 20 Agustus 2011

"SUDAH SAATNYA PUNYA BISNIS SAMPINGAN"

Bagi kita baik itu pengangguran atau pekerja bisa punya bisnis sampingan tanpa banyak menyita waktu, kami sudah buktikan itu simak testimony beberapa tokoh dan artis kita: di www.duta4future.com/
Dengan cara menjadi member DBS, otomatis income anda di rekening anda selalu bertambah tanpa disadari.karena dbs ini bergerak di bidang pelayanan penjualan pulsa dan semakin lama semakin banyak pengguna hp(telphone celuler /handphone) maka secara otomatis pula bisnis ini tidak akan pernah mati.
selain punya tujuan kesejahteraan dunia juga punya misi religi bisa ketanah suci geratis. Gimana caranya berikut, kurang jelas/pendaftaran bisa hub.0331-3003168/085330526149 atau di email: ustadis@yahoo.com dan juga bisa buka di web. www.duta4future.com

MARKETING PLAN
Rekomendasi APLI per 1 Mei 2011


Anda dapat menjadi member pasif DBS dengan mendaftar senilai Rp. 40.000,- dan
Anda dapat menjadi member aktif dengan menambah pembelanjaan produk akumulasi Rp.290.000,- dan melakukan tutup poin tiap bulan.
Sebagai member DBS Anda akan mendapatkan starter kit & fasilitas sbb:
1. Kartu Diskon di lebih dari 5000 Merchant Ternama  
2. Asuransi Kecelakaan Lalu-lintas Gratis dengan UP Rp.10juta 
3. Education Pack (Termasuk e-book senilai lebih dari Rp.750.000,-) 
4. Kesempatan mendapatkan dana pensiun 1,5 Milyar hingga 2,5 Milyar* dari BNI LIFE 
Member pasif dapat berbelanja semua produk-produk DBS dengan harga member namun tidak berhak mendapatkan bonus.

Apabila terjadi omset penjualan dari Paket Produk tersebut diatas, maka Anda akan mendapatkan:

1. BONUS PENJUALAN LANGSUNG 
Sebesar Rp.25.000,- didapatkan ketika menjual 1 paket produk / mensponsori member baru  
Ilustrasi: 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. BONUS PENGEMBANGAN
Sebesar Rp.25.000,- plus Rp.5.000,- berbentuk deposit pulsa ( Promo s/d 31 Agustus 2011 ) dengan maksimal 12 bonus pengembangan per hari.
ilustrasi:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. BONUS DUPLIKASI REPEAT ORDER
Sebesar Rp.1.000,- s/d 6 Generasi setiap kali ada repeat order 1 paket produk.
ilustrasi:  


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. SUPER REWARD 
GROUP LEADER 







250 KIRI 250 KANAN :







REWARD HANDPHONE SENILAI : Rp 1.000.000,- 





---------------------------------------------------------------------







BRONZE ENTREPRENEUR 







Terjual 1.000 paket produk di dua kaki berbeda :







REWARD LAPTOP & WISATA KE SINGAPORE SENILAI : Rp 7.500.000,- 




---------------------------------------------------------------------







SILVER ENTREPRENEUR 







Terjual 5.000 paket produk di dua kaki berbeda :







REWARD ONH / WISATA KELILING EROPA SENILAI : Rp 40.000.000,- 




---------------------------------------------------------------------







GOLD ENTREPRENEUR 







Terjual 15.000 paket produk di dua kaki berbeda :







REWARD MOBIL AVANZA SENILAI : Rp 125.000.000,- 





---------------------------------------------------------------------







STAR PLATINUM ENTREPRENEUR 






Terjual 100.000 paket produk di dua kaki berbeda :






REWARD RUMAH SENILAI : Rp 750.000.000,-





---------------------------------------------------------------------







STAR SAPPHIRE ENTREPRENEUR 






Terjual 500.000 paket produk di dua kaki berbeda :






REWARD MERCEDEZ BENZ S-CLASS DAN HAK FRANCHISE DBS MART* SENILAI : Rp 1.500.000.000,- 

---------------------------------------------------------------------







STAR EMERALD ENTREPRENEUR 






Terjual 1.000.000 paket produk di dua kaki berbeda :






REWARD RUMAH MEWAH DAN HAK FRANCHISE DBS MART* SENILAI : Rp 2.000.000.000,- 
STAR DIAMOND ENT 
Terjual 2.500.000 paket produk di dua kaki berbeda : 
REWARD KAPAL PESIAR PRIBADI* SENILAI : Rp 4.000.000.000,- 



--------------------------------------------------------------------------------------------------


GELAR TOP LEADER DBS
1. Bronze Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda, masing-masing sejumlah 1000 member binaan.








2. Silver Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda, masing-masing sejumlah 5000 member binaan.








3. Gold Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda sejumlah 15.000 member binaan.








4. Platinum Enterpreneur
Yaitu member yang memiliki member binaan di dua kaki yang berbeda sejumlah 100.000 member binaan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------


5. SHARING PROFIT INTERNASIONAL ( SPI )
1. Bronze Enterpreneur
Berhak atas 50 % keuntungan bersih penjualan produk setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Bronze yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 15.000.000,- untuk penjualan 1 paket produk dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).








2. Silver Enterpreneur
Berhak atas 33 % keuntungan bersih penjualan produk setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Silver yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 75.000.000,- untuk penjualan 1 paket produk dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).








3. Gold Enterpreneur
Berhak atas 17 % keuntungan bersih penjualan produk setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Gold & Platinum yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 225.000.000,- untuk penjualan 1 paket produk dalam satu bulan dimasing-masing kaki (10% perkembangan group dari syarat gelar).








. Platinum Enterpreneur
Berhak atas 17 % keuntungan bersih penjualan produk setelah dikurangi biaya operasional perusahaan, dibagi jumlah seluruh Gold & Platinum yang ada.
Dengan syarat minimum omzet Rp. 225.000.000,- untuk penjualan 1 paket produk dalam satu bulan dimasing-masing kaki.
--------------------------------------------------------------------------------------------------



6.  ROYALTY REPEAT ORDER
Bonus bulanan yang didapat dari repeat order produk Pulsa, Pembayaran PLN, Pembayaran Telkom & Speedy. Royalty  dibayar bulanan sebesar Rp 10,- dari tiap member Anda dari generasi 1 sampai Generasi 10 atas tiap transaksi  belanja pulsa dan pembayaran PLN, Telkom & Speedy.















----------------------------------------------------------------------------------------------------

Mekanisme Pengamanan Index
DFI membagikan Bonus Pengembangan & Bonus Duplikasi Pengembangan dengan tanpa batasan kedalaman. Hal ini membuat Jumlah Bonus yang dibagi meningkat dari waktu ke waktu, sehingga perlu dibuat pengaman dalam sistem ini yaitu Index. Dengan Sistem Index, perusahaan tidak akan membayar bonus lebih besar daripada omzet yang diterima. Sistem Index bukan merupakan keuntungan perusahaan, namun sebagai pengamanan perusahaan dari keadaan overpaid. Sehingga finansial perusahaan aman sampai kapanpun,








Maka bonus mingguan yang akan Anda terima:





Omzet Bersih = Total Omzet - Total Biaya Operasional












Sebagai contoh, pada minggu x,
Misal Omzet Rp. 4 Miliar, kemudian Bonus Terjadi Rp. 5 Miliar dan Biaya Operasional adalah Rp.100 juta,
maka Total Bonus yang dapat dibagi adalah:





Omzet Bersih = Rp. 4.000.000.000 - Rp. 100.000.000 = Rp. 3.900.000.000,-













Sehingga Bonus member harus dikalikan Angka Index supaya Bonus Dibagi tidak melebihi Omzet Bersih








Angka Index dihitung dengan:
Index = Omzet Bersih / Total Bonus Terjadi





Index = Rp. 3.900.000.000,- / Rp. 5.000.000.000,- = 0,78












Bonus Diterima = Bonus x Index














Misal bonus Anda pada minggu x sebesar Rp.1.000.000,- maka bonus yang akan Anda terima adalah: Rp. 1.000.000,- x 0,78 = Rp. 780.000,-








Nb: Potongan bonus yang dipotongkan pada bonus member, bukanlah merupakan keuntungan perusahaan. Namun sebagai penutup dari overpaid yang terjadi karena bonus mingguan yang nominalnya lebih besar daripada omzet minggu tersebut.
Bonus yang diterima dari Marketing Plan diatas akan dipotong pajak mengikuti tarif PPH orang pribadi, sbb:
NoPenghasilan /tahun
(Rp)
Tarif Pajak
Punya NPWP (%)Tidak Punya NPWP (%)
10-50 juta56
250-250 juta1518
3250-500 juta2530
4di atas 500 juta303

 


 








Penjelasan istilah : Setiap penjualan produk DBS akadnya Bai’Al Murobahah, sedangkan setiap bonus/reward yang didapat akadnya Wakalah bil Ujroh. Sehingga tidak ada bonus yang didapat karena perekrutan member, semua bonus didapat karena ada penjualan.
1) UJROH WAL UMULAH
Pengertian
Sebagian maupun seluruhnya dari sistem Pembonusan di Marketing Plan ini bukan merupakan akad perjanjian, dalam perjalanan kedepannya dapat terjadi perbaikan demi memenuhi tuntutan perkembangan bisnis yang lebih baik untuk para member DBS seluruhnya.
Adalah sebuah akad pendaftaran keanggotaan, dimana anggota tersebut menyetorkan sejumlah uang untuk mendapatkan fasilitas dari pengelola keanggotaan (fee & administrasi).
Dalam hal ini member DBS menyetorkan Rp.50.000,- kepada DFI untuk menjadi anggotanya sehingga bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh DFI dan dapat membeli produk-produk DFI dengan harga distributor.








2) BAI' AL MURABAHAH
Pengertian






Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yanng disepakati. Dalam hal penjualan pulsa DFI, member mengetahui bahwa DFI menambah harga sebesar Rp.300,- dari harga dealer yang digunakan untuk pembayaran royalty member, belum termasuk biaya operasional & keuntungan perusahaan.
Dalam istilah teknis perbankan syari’ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
Dalam bai' al murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah dapat dilakukan untuk pembelian dengan sistem pemesanan. Dalam al-Umm, Imam Syafi’i menamai transaksi ini dengan istilah al-amir bi al-syira. Dalam hal ini calon pembeli atau pemesan dapan memesan kepada sesorang (sebut saja pembeli) untuk membelikan suatu barang tertentu yang diinginkannya. Kedua belah pihak membuat kesepakatan mengenai barang tersebut serta kemungkinan harga asal pembelian yang masih sanggup ditanggung pemesan. Setelah itu, kedua belah pihak juga harus menyepakati beberapa keuntungan atau tambahan yang harus dibayar pemesan. Jual beli kedua belah pihak dilakukan setelah barang tersebut beada di tangan pemesan.








3) WAKALAH TASWIQ BIL UJROH
Pengertian







Adalah sebuah akad dimana seseorang menjadi wakalah / wakil (agen) penjualan oleh sebuah perusahaan dimana akan mendapatkan ujroh (bonus) ketika dapat membantu penjualan produk-produk dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini, wakil penjualan adalah seluruh member DBS & perusahaan adalah DFI dimana member-member DBS akan mendapatkan bonus yang diberikan oleh DFI ketika terjadi penjualan produk-produk DFI di group member DBS tersebut.